Ilwati

Hj.Ilwati, S.Pd, M.MPd. Bertugas di MAN 2 Kota Payakumbuh-provinsi Sumatera Barat, sebagai guru kimia. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyambut Sang Pemimpi dari Negeri Jiran

Menyambut Sang Pemimpi dari Negeri Jiran

Menyambut Sang Pemimpi dari Negeri Jiran

Tantangan Menulis Hari ke-5 #Tantangan Gurusiana

Berpisah dengan anak, merupakan hal yang berat dirasakan oleh setiap orang tua. Sewaktu kecil mereka berada bersama kita. Setelah mereka remaja, mereka pergi menjauh dari kita, karena mereka akan tentukan masa depan mereka sendiri.

Putri sulung kami, Syarifa hari ini kembali ke tanah air. Tak terasa sudah satu semester dia belajar di negri Jiran Malaysia menjalani program student change sudah berakhir. Kerinduannya pada keluarga ia tahan demi mendapatkan ilmu, yang tidak semua orang punya kesempatan untuk mendapatkannya. Banyak tantangan yang engkau alami. Berliku-liku jalan yang engkau tempuh. Tapi itu yang engkau cari. Tantangan. Tantangan dalam mendapatkan ilmu, tantangan hidup apa lagi. Terasa singkat dari segi waktu, tapi engkau merasa puas. Semoga engkau dapatkan apa yang engkau cari, dan dapat keberkahan ilmu dari Allah.

Semua keluarga besar merasa senang, apalagi adik-adiknya di kampung. Jauh-jauh hari mereka sudah request apa yang mereka inginkan dari sang kakak. Si kakak juga tahu betul apa keinginan adik-adiknya. Kemaren si kakak sibuk seharian mencarikan pesanan adik-adik. Tak terasa biaya yang di keluarkan asal bisa membahagiakan orang-orang yang di sayang.

Jauh-jauh hari tiket sudah di boking, agar dapat tiket promo. Kami sudah sangat rindu pingin bertemu dengan putri kami Syarifa. Sejak kuliah di Aceh, tahun 2018, baru satu kali pulang ke kampung halaman. Hanya satu minggu di rumah, karena harus kembali lagi ke Aceh, tuk persiapan surat menyurat serta dokumen untuk berangkat ke negeri Jiran Malaysia.

Aku tak sabaran pingin bertemu dengan si buah hati.

“Fa. Jam berangkat?,” tanyaku sudah solat subuh tadi lewat whatsApp.

“Ifa sudah di grab bunda,” jawab Syarifa setelah lewat dari jan 7 pagi.

Jam 9 lewat, baru selesai cek di imigrasi, dengan hati yang tak karuan, karena antri. 6 menit sebelum take off baru selesai.

“Alhamdulillah,” kataku.

Tak lama kemudian, aku dapat panggilan lewat telepon dari Syarifa.

“Bunda, alhamdulillah ifa sudah sampai di BIM,” kata Syarifa.

“Alhamdulillah…sudah sampai fa?,” jawabku terasa tak percaya.

Aku lirik jam tanganku, pas dengan target yang sudah disampaikan Syarifa kemaren, yaitu jam 11.25. Karena dari tadi aku sibuk , ada yang di urus, jadi tak terasa waktu cepat berlalu. Aku sudah pesan travel kemaren untuk menjemputnya di bandara.

Aku sudah siapkan makanan kesukaan untuk menyambut kedatangan nya. Karena tempat kami lumayan jauh dari ibu kota provinsi, akhirnya baru jam 18.30 Syarifa baru sampai di rumah. Suasana haru saat pertemuan kami, karena saling melepaskan rindu.

Payakumbuh, 20 Januari 2020

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post