Ilwati

Hj.Ilwati, S.Pd, M.MPd. Bertugas di MAN 2 Kota Payakumbuh-provinsi Sumatera Barat, sebagai guru kimia. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terdampar di Negeri Sakura (Par.13)

Terdampar di Negeri Sakura (Par.13)

Terdampar di Negeri Sakura (Part.13)

R-Tantangan Menulis Hari Ke-22#TantanganGurusiana

Semua persiapan untuk keberangkatan sudah disiapkan. Hari-haripun berlalu dengan cepat. Tiga bulanpun berlalu. Tibalah saatnya jadwal keberangkatan.

Seminggu sebelum keberangkatan, Hakim memberitahu kami, bahwa pada hari keberangkatan harus ada berfoto bersama keluarga, untuk di kirim ke negeri Sakura untuk dokumen. Kami sudah mengajak bapaknya untuk mengantarkan Hakim ke bandara. Kami sudah atur, bahwa nanti yang akan berfoto adalah bapaknya sama ibu yang baru.

Pada hari keberangkatan, kami disuruh harus sampai di kota Padang jam 08.00 pagi. Jadwal berfoto jam 10.00. Kami berangkat dari rumah jam 04.00 pagi. Berangkat dua mobil. Mobil yang aku tumpangi, aku, suami dan anak_anak serta mertua dan adik Hakim. Mobil ke dua, berisi keluarga bapaknya Hakim. Dalam perjalanan lebih kurang 3 jam perjalanan. Kami solat subuh di mesjid di perjalanan. Setelah 2 jam perjalanan lebih, sebelum sampai di BIM, tiba-tiba ban mobil yang di tumpangi keluarga bapaknya Hakim bocor. Mengingat waktu, nanti jangan sampai terlambat ke bandara, mobil yang kami tumpangi melanjutkan perjalanan terus ke kota Padang, karena menjemput Hakim dulu. Alhamdulillah kami datang tepat waktu. Sementara mobil yang satu lagi, masih belum selesai di tambal bannya, karena orang penambal ban yang terdekat, saat itu belum buka bengkel.

Takdir Allah yang menentukan. Pada saat akan berangkat ke bandara, hujan lebatpun turun. Ternyata memang selesai ban di tambal sudah lambat. Akhirnya kami hubungi, dan bilang, tunggu saja di simpang bandara. Sebab jarak bandara ke kota Padang lebih kurang satu jam perjalanan pula. Kalau diikuti ke kota Padang, nanti bisa terlambat ke bandara. Apa yang terjadi selanjutnya?. Foto keluarga yang sudah diagendakan oleh pihak yang memberangkatkan Hakim, ternyata kami sekeluarga yang jadi di foto bersama Hakim. Subhanalloh. Allah mentakdirkan kami yang jadi orang tua Hakim. Kami merasa terharu. Allah telah atur semuanya, dengan caraNya. Akhirnya kami sama-sama sampai di Bandara Internasional Minang kabau bersama bapaknya Hakim.

Sampai di bandara, turun mobil, Hakim langsung di sambut oleh petugas dari pihak yang memberangkatkan untuk langsung cek in. Aku tak tahan menahan air mataku. Melepas anakku untuk berangkat ke negara lain yang belum pernah dia kunjungi. Sementara sang bapak langsung kami suruh untuk menemui Hakim di tengah antrian pintu masuk. Alhamdulillah bertemu hanya bisa bersalaman.

Akhirnya kami hanya bisa bicara lewat telfon sebelum pesawat berangkat. Kami tunggu sampai pesawat take off jam 13.00. Pesawatnya terbang, kami semua melambaikan tangan, walaupun tidak tampak oleh Hakim, beriringan dengan itu, air mataku tak bisa aku bendung. Kami hanya bisa berdo’a, agar Hakim dilindungi oleh Allah dimanapun dia berada. Kami ikhlaskan dia pergi, demi masa depannya. Setelah itu, baru kami pulang kembali pulang ke rumah.

Memang berat perpisahan itu. Harus kami jalani. Semuanya kami serahkan padaNya. Allah akan menjaganya.

Bagaimana kisah selanjutnya?. Ikuti terus ….

Payakumbuh, Minggu 5 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren buk Ketua, jauh mainnya nih :)

05 Apr
Balas

Terimakasih pak. Iyo pak

12 Apr



search

New Post